BAB
I
PENDAHULUAN
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang
menggerakkan") adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
Sistem hormone (sistem endoklin = sistem kelenjar buntu)
yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke
dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress,
dan tingkah laku.
Hormon
adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan,
hormon akan dialirkan oleh dara menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan
efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Contoh
efek hormon pada tubuh manusia:
1. Perubahan Fisik yang ditandai dengan
tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria
dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk
tubuh maskulin pada pria).
2. Perubahan Psikologis: Perilaku
feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
3. Perubahan Sistem Reproduksi:
Pematangan organ reproduksi, produksi organ seksual (estrogen oleh
ovarium dan testosteron oleh testis).
Di
balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi berbagai
masalah. Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang tumbuh
membabi buta di wajah. Hormon pula yang kadang membuat kita senang atau malah
sedih tanpa sebab. Semua orang pasti pernah mengalami hal ini, terutama saat
pubertas.Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik pada
masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa memiliki aksi
yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah,
(Ernawati, 2010).
BAB
II
ISI
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari
kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk
mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur
kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya, (Anonim, 2011).
Kelenjar
tiroid merupakan salah satu kelenjar terbesar, yang normalnya memiliki berat 15
sampai 20 gram. Tiroid mengsekresikan tiga macam hormon, yaitu tiroksin
(T4), triiodotironin (T3), dan kalsitonin, (Anonim,
2009).
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar
berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular. Terletak di anterior cartilago
thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis sampai vertebra
thorakalis. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia
cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang
dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira-kira
25 gram tetapi bervariasi pada tiap individu,(Ranisa, 2010).
Tiroid
merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher,
tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus,
sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu. Dalam keadaan
normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila
membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak
dibawah atau di samping jakun. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan
metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan
metabolisme tubuh melalui 2 cara:
1. Merangsang hampir setiap jaringan
tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang
digunakan oleh sel.
Jika
sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk
menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu
eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap yodium
dan mengolahnya menjadi hormone tiroid.
Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.Tubuh memiliki mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik, (Irwanashari, 2011).
Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.Tubuh memiliki mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik, (Irwanashari, 2011).
Secara anatomi, tiroid
merupakan kelenjar endokrin (tidak mempunyai ductus) dan bilobular (kanan dan
kiri), dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yang terletak di depan
trachea tepat di bawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat lobus
tambahan yang membentang ke atas (ventral tubuh), yaitu lobus piramida.
Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin. Bentuk aktif hormon ini
adalah triiodotironin yang sebagian besar berasal dari konversi hormon tiroksin
di perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Sekresi
hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid (Thyroid
Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis.
Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar
hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif
terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas
tirotropin dari hipothalamus. Hormon tiroid mempunyai pangaruh yang
bermacam-macam terhadap jaringan tubuh yang berhubungan dengan metabolisme sel,
(Anonim, 2011).
Secara embriologi, tahap pembentukan
kelenjar tiroid adalah:
- Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada ventral di bawah cabang farings I.
- Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus.
- Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7.
- Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain.
Secara
histologi, parenkim kelenjar ini terdiri
atas:
- Folikel-folikel dengan epithetlium simplex kuboideum yang mengelilingi suatu massa koloid. Sel epitel tersebut akan berkembang menjadi bentuk kolumner katika folikel lebih aktif (seperti perkembangan otot yang terus dilatih).
- Cellula perifolliculares (sel C) yang terletak di antara beberapa folikel yang berjauhan.
Fungsi
Fisiologis Hormon Tiroid
- Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan reseptornya di inti sel.
- Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan ATP (adenosin trifosfat) meningkat.
- Meningkatkan transfor aktif ion melalui membran sel.
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.
Terdapat
3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormon tiroid:
- TBG (Thyroxine-Binding Globulin) yang secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang ada di dalam darah.
- Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak hormone lipofilik, termasuk 10% dari T4 dan 35% dari T3.
- TBPA (Thyroxine-Binding Prealbumin) yang mengikat sisa 35% T4.
Efek dari
hormon tiroid adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama
kehidupan janin dan beberapa tahun pertama pascalahir. Bila janin tidak dapat
mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup, maka pertumbuhan dan pematangan
otak sebelum dan sesudah bayi itu dilahirkan akan sangat terbelakang dan otak
tetap berukuran lebih kecil daripada normal, (Alfarisi, 2011).
Beberapa
kelainan yang menyerang kelenjar tiroid juga menyebabkan pembesaran kelenjar
(keadaan ini disebut goiter atau gondok). Gondok bisa timbul jika
kelenjar tiroid kurang aktif (menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid) atau
terlalu aktif (menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid). Pembesaran kelenjar
tiroid yang sudah ada sejak anak lahir disebut gondok kongenital. Sindroma
Pendred adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan bisu-tuli dan
gondok congenital, (Anonim, 2011).
GEJALA
Gejala-gejala penyakit tiroid antara lain :
Gejala-gejala penyakit tiroid antara lain :
Hipertirodisme
|
Hipotirodisme
|
Denyut
jantung yang cepat
|
Denyut
nadi yang lambat
|
Tekanan
darah tinggi
|
Suara
serak
|
Kulit
lembab dan berkeringat banyak
|
Berbicara
menjadi lambat
|
Gemetaran
|
Alis mata
rontok
|
Gelisah
|
Kelopak
mata turun
|
Nafsu
makan bertambah disertai penambahan berat badan
|
Tidak
tahan cuaca dingin
|
Sulit
tidur
|
Sembelit
|
Sering
buang air besar dan diare
|
Penambahan
berat badan
|
Lemah
|
Rambut
kering, kasar, tipis
|
Kulit
diatas tulang kering menonjol dan menebal
|
Kulit
kering, bersisik, tebal, kasar, kulit diatas tulang kering menebal dan
menonjol
|
Mata
membengkak, memerah dan menonjol
|
Sindroma
trowongan karpal
|
Mata peka
terhadap cahaya
|
Kebingungan
|
Mata
seakan menatap
|
Depresi
|
Kebingungan
|
Demensia
|
(Anonim,
2011).
1. Hipotiroidisme.
Penyebabnya adalah gangguan antibodi, timbul akibat autoimunitas yang
berkembang terhadap jaringan tiroid. Hipotiroidisme
terjadi jika kelenjar tiroid tidak dapat memehuhi kebutuhan tubuh akan hormon
tiroid. Gejala pada anak-anak dan remaja berbeda dengan gejala pada dewasa.
Pada bayi baru lahir,
hipotiroidisme menyebabkan kretinisme (hipotiroidisme neonatorum),
yang ditandai dengan:
- jaundice (sakit kuning)
- nafsu makan yang buruk
- sembelit
- suara menangis yang serak
- hernia umbilikalis (penonjolan pada pusar)
- pertumbuhan tulang yang lambat.
- jaundice (sakit kuning)
- nafsu makan yang buruk
- sembelit
- suara menangis yang serak
- hernia umbilikalis (penonjolan pada pusar)
- pertumbuhan tulang yang lambat.
Jika tidak segera diobati, hipertiroidisme
bisa menyebabkan keterbelakangan mental.
Hipotiroidisme
pada masa kanak-kanak (hipotiroidisme juvenil) menyebabkan pertumbuhan
menjadi lambat, kadang menyebabkan tengan menjadi pendek. Perkembangan gigi
juga tertunda.
Pada semua bayi baru lahir, kadar hormon tiroid dalam darah secara rutin diukur pada umur 2 hari. Kepada bayi baru lahir yang menderita hipotiroidisme diberikan hormon tiroid untuk mencegah kerusakan otak. Kepada anak-anak dan remaja yang menderita hipotiroidisme juga diberikan hormon tiroid.
Pada semua bayi baru lahir, kadar hormon tiroid dalam darah secara rutin diukur pada umur 2 hari. Kepada bayi baru lahir yang menderita hipotiroidisme diberikan hormon tiroid untuk mencegah kerusakan otak. Kepada anak-anak dan remaja yang menderita hipotiroidisme juga diberikan hormon tiroid.
2. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Pada bayi baru lahir, penyebab dari hipertiroidisme yang paling sering ditemukan adalah penyakit Graves neonatorum. Penyakit ini bisa berakibat fatal dan bisa terjadi pada bayi yang ibunya menderita atau pernah menderita penyakit Graves. Penyakit Graves adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh menghasilkan antibodi yang merangsang kelenjar tiroid.
Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Pada bayi baru lahir, penyebab dari hipertiroidisme yang paling sering ditemukan adalah penyakit Graves neonatorum. Penyakit ini bisa berakibat fatal dan bisa terjadi pada bayi yang ibunya menderita atau pernah menderita penyakit Graves. Penyakit Graves adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh menghasilkan antibodi yang merangsang kelenjar tiroid.
Pada wanita hamil,
antibodi ini bisa sampai ke janin dan merangsang kelenjar tiroid janin. Penyakit
Graves pada ibu bisa menyebabkan lahir mati, keguguran atau kelahiran prematur.
Pada bayi baru lahir, gejala kelenjar tiroid yang terlalu aktif
bisa timbul dalam waktu beberapa hari setelah lahir:
- berat badan tidak bertambah
- denyut jantung yang cepat
- tekanan darah tinggi
- rewel atau gelisah
- muntah
- diare.
- berat badan tidak bertambah
- denyut jantung yang cepat
- tekanan darah tinggi
- rewel atau gelisah
- muntah
- diare.
Hipertiroidisme pada masa remaja (hipertiroidisme adolesens)
menyerupai hipertiroidisme pada dewasa dan bisa menyebabkan tertundanya masa
pubertas.
Gejala lainnya adalah:
- suara serak
- berbicara lambat
- kelopak mata turun
- wajah bundar
- rambut rontok
- kulit kering
- denyut nadi lambat
- penambahan berat badan.
Gejala lainnya adalah:
- suara serak
- berbicara lambat
- kelopak mata turun
- wajah bundar
- rambut rontok
- kulit kering
- denyut nadi lambat
- penambahan berat badan.
Gondok bisa menekan saluran udara dan mengganggu
proses bernafas.
Kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menyebabkan denyut jantung menjadi cepat yang selanjutnya dapat menyebabkan gagal jantung. Seperti halnya pada dewasa, pada bayi baru lahir, mata juga menonjol. Jika dilakukan pengobatan, pemulihan akan terjadi dalam beberapa minggu, tetapi bayi tetap memiliki resiko kekambuhan selama 6 bulan sampai 1 tahun. Kadar antibodi perangsang tiroid yang tetap tinggi juga dapat menyebabkan penutupan dini ubun-ubun, keterbelakangan mental, hiperaktivitas pada masa kanak-kanak dan pertumbuhan yang lambat. Hipertiroidisme diobati dengan obat propilthiouracyl, yang berfungsi menghambat pembentukan hormon tiroid.
Kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menyebabkan denyut jantung menjadi cepat yang selanjutnya dapat menyebabkan gagal jantung. Seperti halnya pada dewasa, pada bayi baru lahir, mata juga menonjol. Jika dilakukan pengobatan, pemulihan akan terjadi dalam beberapa minggu, tetapi bayi tetap memiliki resiko kekambuhan selama 6 bulan sampai 1 tahun. Kadar antibodi perangsang tiroid yang tetap tinggi juga dapat menyebabkan penutupan dini ubun-ubun, keterbelakangan mental, hiperaktivitas pada masa kanak-kanak dan pertumbuhan yang lambat. Hipertiroidisme diobati dengan obat propilthiouracyl, yang berfungsi menghambat pembentukan hormon tiroid.
Mungkin juga perlu dilakukan pengobatan terhadap
gagal jantung.
Jika kadar TSH (thyroid-stimulating hormone) sangat tinggi, mungkin perlu dilakukan transfusi darah gantidonor). (sejumlah darah bayi dibuang dan diganti dengan darah dari donor), (Anonim, 2011).
Jika kadar TSH (thyroid-stimulating hormone) sangat tinggi, mungkin perlu dilakukan transfusi darah gantidonor). (sejumlah darah bayi dibuang dan diganti dengan darah dari donor), (Anonim, 2011).
DIAKNOSIS
Untuk
mengetahui fungsi kelenjar tiroid, bisa dilakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium. Salah satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah
pengukuran kadar TSH di dalam darah. Hormon ini merangsang kelenjar tiroid,
karena itu jika kelenjar tiroid kurang aktif maka kadar hormon ini tinggi;
sedangkan jika kelenjar tiroid terlalu aktif , maka kadar hormon ini rendah. Biasanya
pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pengukuran kadar TSH dan kadar T4 yang
bebas dalam darah. Tetapi bisa juga dilakukan pengukuran kadar protein globulin
pengikat tiroksin, karena kadar protein yang abnormal bisa menimbulkan
kesalahpahaman dalam menilai kadar hormon tiroid total. Penderita penyakit
ginjal, beberapa penyakit keturunan atau pemakaian steroid anabolik
memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang rendah. Sebaliknya, wanita
hamil, pemakai pil KB atau estrogen lainnya, penderita hepatitis stadium
awal dan beberapa penyakit lainnya, memiliki kadar globulin pengikat tiroksin
yang tinggi. Beberapa pemeriksaan bisa dilakukan pada kelenjar tiroid. Jika diduga
terdapat pertumbuhan di dalam kelenjar tiroid, dilakukan pemeriksaan USG,
untuk menentukan apakah pertumbuhan ini berupa cairan atau padat. Skening
kelenjar tiroid dengan yodium radioaktif atau teknetium, bisa menunjukkan
kelainan fisik pada kelenjar tiroid. Skening tiroid juga bisa membantu
menentukan apakah fungsi dari suatu daerah tiroid bersifat normal, terlalu
aktif atau kurang aktif. Jika masih belum yakin apakah kelainannya terletak
pada kelenjar tiroid atau kelenjar hipofisa, maka dilakukan pemeriksaan
perangsangan fungsional. Pada salah satu dari pemeriksaan ini dilakukan
penyuntikan thyrotropin-releasing hormone intravena dan pemeriksaan
darah untuk mengukur respon dari kelenjar hipofisa, (Anonim, 2011).
BAB III
KESIMPULAN
1.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
2.
Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi
terhadap stress, dan tingkah laku.
3.
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di
leher manusia. Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Untuk menghasilkan
hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman yang
terdapat di dalam makanan dan air.
4.
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah
kecoklatan dan sangat vascular. Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar
terbesar, yang normalnya memiliki berat 15 sampai 20 gram. Berdiameter 5 cm.
Tiroid mengsekresikan tiga macam hormon, yaitu tiroksin (T4), triiodotironin
(T3), dan kalsitonin.
5.
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah
kanan dan satu lagi disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur (
yang dinamakan isthmus atau ismus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pir.
Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal
fascia.
6.
Struktur ismus atau isthmus yang dalam bahasa latin
artinya penyempitan merupakan struktur yang menghubungkan lobus kiri dan kanan.
Posisinya kira-kira setinggi cincin trakea 2-3 dan berukuran sekitar 1,25 cm.
7.
Secara anatomi, tiroid merupakan kelenjar endokrin (tidak
mempunyai ductus) dan bilobular (kanan dan kiri), dihubungkan oleh isthmus
(jembatan) yang terletak di depan trachea tepat di bawah cartilago cricoidea.
Kadang juga terdapat lobus tambahan yang membentang ke atas (ventral tubuh),
yaitu lobus piramida.
8. Kelainan
kelenjar tiroid, yaitu Hipertiroidisme, Hipotiroidisme dan Kretinisme
DAFTAR PUSTAKA
http://doc.alfarisi.blogspot.com/2011/04/efek-efek-kerja-hormon-tiroid-pada.html.
Diakses: 10 Mei 2011
Anonim. 2011.Kelenjar Tiroid.(On line)
http://mediacastore.com.penyakit131/kelenjar-tiroid.html. Diakses: 10 Mei 2011
Anonim. 2011.Kelainan Kelenjar Tiroid.(on line)
http://www.tanyadokter.comdisease.Aspid=1001394.html. Diakses: 10 Mei 2011
Anonim. 2009.Kelenjar Tiroid dan Hubungannya dengan Yodium.(on line)
http://bigword027.wordpress.com/2009/02/15/kelenjar-tiroid-dan-hubungannya-dengan- yodium.html. Diakses: 10 Mei 2011
Anonim. 2011.Makalah Kesehatan.(on line)
http://physical.examination.org/Topicviewid-8893.html. Diakses: 10 Mei 2011
Anonim. 2011.Kelenjar Tiroid.(online) http://id.wikipedia.org/wiki/kelenjar-tiroid.html.
Diakses: 06 Mei 2011
Ernawati, S. 2010.Hormon, Bahan Makalah Tentang Hormon.(on line)
http://makalah89.blogspot.com/2010/11/hormon-bahan-makalah-tenteng-hormon.html. Diakses: 10 Mei 2011
Irwanashari.2011.Kelenjar Tiroid.(on line) http://www.irwanashari.com/640/kelenjar-tiroid.html. Diakses: 10 Mei 2011